Ketika kaum kita merintis jalanan ini, perasaan memegang peranan utama. Memang begitu adanya. Perempuan. Inilah kaum kita. Kaum feminis. Kaum yang lembut, penuh dengan rasa. Kadang ia tersenyum manis karena bahagia. Seringkali ia mengharu biru ketika belum gembira.
Perempuan, kaum kita.
Perempuan, kaum perasa.
Perempuan juga penuh bahagia.
Perempuan pun berselimut rasa-rasa tak suka.
Perempuan adalah kita.
Perempuan nan menghirup udara kebebasan.
Bebas namun terjaga.
Karena kita dijaga.
Ya, ADA Yang Menjaga kita.
Sehingga dunia kita menjadi berbunga-bunga.
Bunga yang penuh aroma semerbak.
Perempuan bertabur rasa.
Inilah dunia kita. 😉
Discussion
No comments yet.